FvckdUp
Gua benci perihal jatuh cinta, gua benci perihal pendekatan yang membuat kita berusaha untuk menjadi apa yang dia inginkan, gua benci awal pertemanan biasa yang lambat laun menjadi rasa, gua benci skenario ini seolah olah gua tenggelam di dalamnya dan gak tau caranya keluar dari zona nyaman. Gua benci saat chatting harus berfikir lama lama seakan apa yang akan kita kirim harus mendapat balasan, gua benci harus mencari topik pembicaraan supaya dia betah ngobrol sama kita, gua benci ketika senyum sendiri ketika dia ketawa dengan lawakan yang kita buat mati matian, gua benci ketika fikiran buntu gak tau harus ngejawab apalagi ketika mendapat balasan chat singkat, gua benci harus menghabiskan waktu di dunia maya untuk memantau jejaring sosialnya, gua benci ketika interaksi di dunia nyata, bertemu malu malu, menyembunyikan wajah canggung yang gak boleh dia tau sebenarnya dalam hati meledak ledak perasaan panik antara harus sok asik atau membiarkan begitu saja dia lewat. Gua benci mencari cari kesalahan yang ada dalam dirinya padahal gua tau dia sempurna tanpa celah, gua benci ketika menganggap ucapannya adalah pancingan, dan gua lebih benci ternyata selama ini gua yang terlalu percaya diri.
Tapi, ya... gua gak bisa nawar itu semua. Untuk saat ini bergumul dengan traumatis di masa yang sudah lalu dan tak ingin terjadi lagi, meyakini sebagai orang yang jatuh cinta diam diam.
Orang yang jatuh cinta diam-diam paham bahwa kenyataan terkadang berbeda dengan apa yang kita inginkan. Terkadang yang kita inginkan bisa jadi yang tidak kita sesungguhnya butuhkan.
Orang yang jatuh cinta diam-diam hanya bisa, seperti yang mereka selalu lakukan, jatuh cinta sendirian.
-Sore hari, a shelter....-
*Adaptasi dari novel Raditya Dika, Marmut Merah Mambu.
diantara blog yg lain, yg ini paling disukaaa hihihi
BalasHapus